Jumat, 10 Januari 2014

Pelapisan Sosial yang Terjadi di Sekitar.


Pelapisan sosial pasti terjadi pada masyarakat sekitar, dan pastinya sekitar rumah saya juga tak lepas dari pelapisan sosial. Pelapisan sosial stratifikasi sosial (social stratification) adalah pembedaan atau pengelompokan para anggota masyarakat secara vertikal (bertingkat).  Status yang dimiliki anggota masyarakat didapat dengan suatu usaha dan ada yg tidak dengan usaha. Pelapisan sosial terbagi menjadi dua, yaitu terjadi dengan sedirinya, ataupun berdasarkan kesengajaan yang disusun oleh masyarakat tersebut. 
Pelapisan sosial terjadi dengan dua cara, yaitu yang Pertama adalah Sistem pelapisan sosial tertutup, system pelapisan sosial tertutup memungkinkan untuk membatasi kemungkinan seseorang untuk pindah dari suatu lapisan ke lapisan lain entah itu lapisan atas atau lapisan bawah. Yang kedua adalah Pada sistem pelapisan terbuka, pada system pelapisan sosial terbuka berlaku bahwa setiap setiap anggota masyarakat memiliki kesempatan untuk naik ke lapisan sosial yang lebih tinggi karena kemampuan dan usahanya sendiri.

Di dalam masyarakat terdapat lapisan-lapisan sosial, seperti masyarakat lapisan atas, menengah dan bawah. Terjadinya pelapisan sosial ini (juga disebut stratifikasi sosial) adalah sebagai hasil penilaian masyarakat terhadap individu-individu dalam masyarakat. Selama di dalam masyarakat terdapat sesuatu yang dinilai atau dihargai, maka hal ini akan menyebabkan terjadinya penggolongan individu-individu ke dalam lapisan sosial tertentu. Pada tulisan saya kali ini yang sangat jauh sekali dari kata sempurna saya akan menuliskan tentang pelapisan masyarakat yang dilihat dari ekonomi, kekayaan, dan kedudukan.

Pelapisan Sosial Dalam Bidang Ekonomi

                Individu kelas atas memiliki kendaraan mewah, rumah mewah, gadget, dan masih banyak barang yang mewah lainnya. Kelas menengah memiliki perbedaan yang cukup spesifik dari kelas atas, hanya tidak cukup jauh. Sedangkan kelas bawah, sangat jomplang sekali dengan kelas atas. Bahkan kelas bawah banyak yang tidak memiliki tempat tinggal. Maka kata Max Webber, pelapisan sosial berdasarkan criteria ekonomi membagu masyarakat keadalam kelas kelas yang didasarkan pada kepemilikan materi. Kelas tersebut terbagu menjadi 3 yaitu atas, menengah dan kelas bawah.

Pelapisan Sosial di RT12 RW 12, perumahan Duren Jaya, Bekasi Timur.

Pada bidang ekonomi sangat berpengaruh pada pelapisan sosial. Karena bagaimana pelapisan sosial dibidang ekonomi sangat mencolok daripada bidang lain. Pada linkungan saya di RT12 RW12 jalan delima IX, Duren Jaya, Bekasi Timur.  Pada lingkungan saya sebagian besar rumah telah memiliki mobil pribadi , kendaraan bermotor yang lebih dari dua dan rumah yang cukup mewah. Tapi masih ada juga orang yang belum memiliki mobil dan rumah mewah yang cukup besar. Sehingga daerah tempat tinggal saya dominan kelas menengah hingga ke atas, dibandingkan kelas bawah. Maka, di daerah tempat tinggal saya, tidak terjadii pelapisan sosial yang terlalu mencolok. Karena dominan orang dengan tingkat menengah.





Rabu, 08 Januari 2014

Konflik Batin

Kali ini saya akan bercerita tentang konflik batin yang pernah saya alami.

Saat saya masuk SMA saya menjadi vokalis di sebuah band yang memang belum terkenal, atau bisa dibilang hanya iseng iseng salurin hobby. Tapi memang kita sudah cukup sering tampil dan ikut festival musik.
 Kira kira sudah 6-8 tahun saya mencoba mendalami vocal saya, sejak SD saya suka mulai tampil dari pensi, lomba. Ya.. walaupun tidak selalu jadi juara karena suara saya belum seindah penyanyi penyanyi terkenal. Sampai pada 2 tahun lalu saat saya SMA saya berfikiran untuk mengikuti salahsatu ajang mencari bakat “X” yang sangat popular pada saat itu. Pada saya kelas 2 SMA itu, saya memiliki niat untuk ikut audisi tersebut. Tapi, ada satu hal yang saya belum siap. Yaitu mental saya untuk tampil, dan di komentari banyak orang. Akhirnya saya mengurungkan niat untuk mengikuti audisi pada ajang pencarian bakat tersebut. Sambil menunggu dan mengasah mental saya agar lebih siap, saya perform dan mengikuti audisi festifal band disalahsatu SMA favorit di Bekasi. Datang lagi kesempatan untuk mengikuti audisi tersebut, pada saat itu saya kelas 3 SMA. Saya didorong, didukung di support oleh kedua orang tua saya, kakak saya, saudara dan teman teman saya. Saya rasa saya sudah memiliki mental cukup untuk mengikuti audisi tersebut. Saya ingin mewujudkan impian saya, membahagiakan kedua orang tua saya dengan cara itu. Tapi ada satu alasan lagi kenapa saya mengurungkan niat lagi pada saat itu. Ya, pada saat itu saya kelas 3 SMA, sedang fokusnya menghadapi  UN dan Ujian Sekolah. Saya harus focus ke sekolah saya dulu, akhirnya saya bulat untuk mengurungkan niat saya lagi untuk mengikuti audisi tersebut. Cukup kecewa, tapi ternyata keputusan saya cukup tepat. Karena waktu itu, UN dilaksanakan dengan paket soal yang cukup banyak dan sangat sulit. Tidak terbayangkan jika saya mengikuti ajang pencarian bakat itu, dan apabila saya lolos saya otomatis di karantina dan tidak dapat mengikuti pembelajaran di sekolah. Saya tidak menyesal, karena saya tau sekolah dan pendidikan lebih penting daripada hobby dan saya tau masih ada atau bisa dikatakan masih banyak kesempatan lagi untuk mengikuti ajang pencarian bakat yang lain.
Yaaa sekitar 2- 3 bulan terakhir ini audisi ajang pencarian bakat “X” itu hadir lagi. Pada saat itu saya sudah mulai efektif kuliah, saya kira saat saya kuliah saya dapat mengikuti ajang tersebut. Saya daftar dan saya sudah dapat nomer audisi, ya saya daftar audisi ajang pencarian bakat tersebut online dari website resmi ajang pencarian bakat “X” tersebut. Audisi di selenggarakan di daerah Jakarta berlangsung selama 3 hari, yaitu Selasa, Rabu, dan Kamis. Saya kira saya bisa bolos sehari kuliah demi mengikuti ajang tersebut, ternyata mungkin memang belum saatnya saya mengikuti ajang itu. Ya lagi lagi ada halangan yang menghambat saya untuk mengikuti audisi ajang pencarian bakat “X” itu. 3 hari berturut turut itu ada kuis mata kuliah yang tidak dapat saya tinggalkan. Saya harus masuk demi nilai mata kuliah saya tersebut. Lagi lagi saya mengurungkan niat saya untuk mengikuti ajang pencarian bakat tersebut.  Penyebab dari konflik batin yang saya alami saat itu adalah saya sangat ingin mengikuti ajang pencarian bakat tersebut, tapi apa boleh buat kondisi tidak mengizinka. Walaupun keluarga mendukung, saudara dan orang orang terdekat mendukung apabila kondisi tidak mengizinkan ya apa boleh buat. Solusi dari konflik batin yang saya alami adalah saya harus tetap sabar menunggu kesempatan itu datang lagi, sambil terus berlatih dan menggali bakat saya. Sehingga pada suatu saat nanti saya dapat mewujudkan impian saya dan cita cita saya, toh masih banyak kesempatan. Kalo kata pepatah Banyak jalan menuju Roma  :D