Kali ini saya akan bercerita tentang konflik batin yang
pernah saya alami.
Saat saya masuk SMA saya menjadi vokalis di sebuah band yang
memang belum terkenal, atau bisa dibilang hanya iseng iseng salurin hobby. Tapi
memang kita sudah cukup sering tampil dan ikut festival musik.
Kira kira sudah 6-8 tahun saya mencoba
mendalami vocal saya, sejak SD saya suka mulai tampil dari pensi, lomba. Ya..
walaupun tidak selalu jadi juara karena suara saya belum seindah penyanyi
penyanyi terkenal. Sampai pada 2 tahun lalu saat saya SMA saya berfikiran untuk
mengikuti salahsatu ajang mencari bakat “X” yang sangat popular pada saat itu. Pada
saya kelas 2 SMA itu, saya memiliki niat untuk ikut audisi tersebut. Tapi, ada
satu hal yang saya belum siap. Yaitu mental saya untuk tampil, dan di komentari
banyak orang. Akhirnya saya mengurungkan niat untuk mengikuti audisi pada ajang
pencarian bakat tersebut. Sambil menunggu dan mengasah mental saya agar lebih siap,
saya perform dan mengikuti audisi festifal band disalahsatu SMA favorit di
Bekasi. Datang lagi kesempatan untuk mengikuti audisi tersebut, pada saat itu
saya kelas 3 SMA. Saya didorong, didukung di support oleh kedua orang tua saya,
kakak saya, saudara dan teman teman saya. Saya rasa saya sudah memiliki mental
cukup untuk mengikuti audisi tersebut. Saya ingin mewujudkan impian saya,
membahagiakan kedua orang tua saya dengan cara itu. Tapi ada satu alasan lagi
kenapa saya mengurungkan niat lagi pada saat itu. Ya, pada saat itu saya kelas
3 SMA, sedang fokusnya menghadapi UN dan
Ujian Sekolah. Saya harus focus ke sekolah saya dulu, akhirnya saya bulat untuk
mengurungkan niat saya lagi untuk mengikuti audisi tersebut. Cukup kecewa, tapi
ternyata keputusan saya cukup tepat. Karena waktu itu, UN dilaksanakan dengan
paket soal yang cukup banyak dan sangat sulit. Tidak terbayangkan jika saya
mengikuti ajang pencarian bakat itu, dan apabila saya lolos saya otomatis di
karantina dan tidak dapat mengikuti pembelajaran di sekolah. Saya tidak
menyesal, karena saya tau sekolah dan pendidikan lebih penting daripada hobby
dan saya tau masih ada atau bisa dikatakan masih banyak kesempatan lagi untuk
mengikuti ajang pencarian bakat yang lain.
Yaaa sekitar 2- 3 bulan terakhir
ini audisi ajang pencarian bakat “X” itu hadir lagi. Pada saat itu saya sudah
mulai efektif kuliah, saya kira saat saya kuliah saya dapat mengikuti ajang
tersebut. Saya daftar dan saya sudah dapat nomer audisi, ya saya daftar audisi
ajang pencarian bakat tersebut online dari website resmi ajang pencarian bakat “X”
tersebut. Audisi di selenggarakan di daerah Jakarta berlangsung selama 3 hari,
yaitu Selasa, Rabu, dan Kamis. Saya kira saya bisa bolos sehari kuliah demi
mengikuti ajang tersebut, ternyata mungkin memang belum saatnya saya mengikuti
ajang itu. Ya lagi lagi ada halangan yang menghambat saya untuk mengikuti
audisi ajang pencarian bakat “X” itu. 3 hari berturut turut itu ada kuis mata
kuliah yang tidak dapat saya tinggalkan. Saya harus masuk demi nilai mata
kuliah saya tersebut. Lagi lagi saya mengurungkan niat saya untuk mengikuti
ajang pencarian bakat tersebut. Penyebab
dari konflik batin yang saya alami saat itu adalah saya sangat ingin mengikuti
ajang pencarian bakat tersebut, tapi apa boleh buat kondisi tidak mengizinka. Walaupun
keluarga mendukung, saudara dan orang orang terdekat mendukung apabila kondisi
tidak mengizinkan ya apa boleh buat. Solusi dari konflik batin yang saya alami
adalah saya harus tetap sabar menunggu kesempatan itu datang lagi, sambil terus
berlatih dan menggali bakat saya. Sehingga pada suatu saat nanti saya dapat
mewujudkan impian saya dan cita cita saya, toh masih banyak kesempatan. Kalo kata pepatah Banyak jalan menuju Roma :D
Tidak ada komentar:
Posting Komentar