A.
PENDERITAAN
Menurut saya penderitaan
adalah menanggung atau menjalani sesuatu yang sangat tidak menyenangkan.
Penderitaan itu ada tiga macam yaitu penderitaan yang dialami secara lahir
(fisik), penderitaan yang dialami secara batin (mental/ psikologis), dan yang ketiga
gabungan dari penderitaan lahir dan penderitaan batin (fisik dan psikologis).
Tentu saja penderitaan tidak akan mucul jika tidak ada yang menyebabkannya
untuk muncul.
Setiap hari silih berganti datang sesuatu yang menyenangkan maupun yang
tidak menyenangkan. Kebanyakan kita akan tertawa apabila menemukan kebahagiaan
dan sebaliknya akan menangis apabila menemukan hal-hal yang menyedihkan. Itu
tidak keliru karena orang pada umumnya memaknai sesuatu persis seperti yang
dirasakan oleh perasaan pada saat itu.
1.
SIKSAAN
Penderitaan fisik/siksaan
pastilah dirasakan oleh para manusia, Siksaan
atau penyiksaan digunakan untuk
merujuk pada penciptaan rasa sakit untuk menghancurkan kekerasan hati korban. Segala tindakan yang menyebabkan penderitaan, baik secara
fisik maupun psikologis, yang
dengan sengaja dilakukkan terhadap seseorang dengan tujuan intimidasi, balas dendam, hukuman, sadisme, pemaksaan informasi, atau mendapatkan pengakuan palsu
untuk propaganda atau
tujuan politik dapat disebut sebagai penyiksaan. Siksaan dapat digunakan
sebagai suatu cara interogasi untuk mendapatkan pengakuan. Siksaan juga dapat digunakan
sebagai metode pemaksaan atau sebagai alat untuk mengendalikan kelompok yang
dianggap sebagai ancaman bagi suatu pemerintah.
Kemudian,dampak
dari dilakukannya penyiksaan biasanya adalah mengakibatkan seseorang itu
menjadi Frustasi dan Gangguan kejiwaan,
Frustrasi adalah perasaan kecewa akibat
terhalang dalam pencapaian tujuan. Semakin penting tujuannya, semakin besar
frustrasi dirasakan. Rasa frustrasi bisa menjurus ke stress.
2. FRUSTASI
Frustrasi dapat berasal dari dalam (internal)
atau dari luar diri (eksternal) seseorang yang mengalaminya. Sumber yang
berasal dari dalam termasuk kekurangan diri sendiri seperti kurangnya rasa percaya diri atau
ketakutan pada situasi sosial yang
menghalangi pencapaian tujuan. Konflik juga dapat
menjadi sumber internal dari frustrasi saat seseorang mempunyai beberapa tujuan
yang saling berinterferensi satu sama lain
3.GANGGUAN KEJIWAAN/
MENTAL
Sedangkan
gangguan kejiwaan/mental itupun adalah pola psikologis atau perilaku yang pada
umumnya terkait dengan stress atau kelainan mental yang tidak dianggap sebagai
bagian dari perkembangan normal manusia. Gangguan tersebut didefinisikan
sebagai kombinasi afektif, perilaku, komponen kognitif atau persepsi, yang
berhubungan dengan fungsi tertentu pada daerah otak atau sistem saraf yang
menjalankan fungsi sosial manusia. Namun apabila kita memaknai sesuatu
seperti yang dilihat dan didengar dan dirasakan apa adanya maka akibatnya hidup
kita akan sangat rentan untuk berubah setiap saat. Pagi hari mendengar kabar
mendapat hadiah, langsung gembira tiada tara. Beberapa jam kemudian mendengar
keluarga ada yang sakit langsung menangis. Sore hari bisa jadi tertawa kembali,
dll.
Teman-teman netter, hidup kita dibagi dua; yang pertama hidup jangka pendek dan
yang kedua jangka panjang. Agar kita memiliki pola hidup yang konstan, semangat
yang stabil dan mental yang kokoh, maka setiap orang harus membuat rancangan
dan gambaran hidup di akhir nanti akan seperti apa.
Ada sebuah
contoh sederhana. Seorang ibu yang hamil selama 9 bulan, bukan tanpa
penderitaan. Di awal-awal kehamilan biasanya struktur faal tubuh berubah,
dengan sendirinya kimia tubuh pun mempengaruhi fisik secara langsung. Ada rasa
mual, rasa tidak nyaman, muntah, enggak enak badan, dll. Bulan semakin
berjalan, bukannya tidak ada risiko tambahan, beban pun semakin bertambah. Tapi
mengapa seorang ibu tetap masih bertahan dan bahkan tersenyum ketika hamil? Itu
karena dia membayangkan bayi mungil yang lucu sebentar lagi akan menemani dia
dan menjadi teman hidupnya. Harga kehamilan 9 bulan dengan diiringi rasa sakit
dan tidak nyaman nyaris tidak terasa karena memiliki makna lain.
Kalau dikaitkan
dengan kehidupan sehari-hari, kita pun bisa melakukan hal-hal yang "agak
nekat" tersebut untuk kepentingan dan kebaikan kita di masa mendatang.
Seseorang yang bekerja sangat disiplin, bangun pagi-pagi, berangkat ke kantor,
mengadakan rapat, pergi menemui klien. Sore harinya rapat kembali. Dia lakukan
berulang kali setiap hari. Ada dua kemungkinan reaksi karyawan yang melakukan
rapat dan disiplin tiap hari. Karyawan pertama akan merasa terbebani karena
merasa lelah dan capek. Sementara karyawan kedua merasa sangat semangat karena
dia sadar dia akan mendapatkan reward atau penghargaan dari perusahaannya.
Pertanyaan
selanjutnya, apa tujuan Anda di masa mendatang? Apakah Anda benar-benar yakin
bahwa tujuan hidup tersebut memberikan arti yang sangat dalam bagi Anda? Kalau
YA, pasti Anda akan mau membayar harganya, apapun tidak ada tawar menawar. Ini
bukti dari kesungguhan seseorang untuk mengejar makna yang berefek pada
eksistensi diri dan harapan yang akan datang. Semua pekerjaan menjadi sangat
ringan ketika ada pemaknaan di balik penderitaa
DAFTAR PUSTAKA
Buku: Ilmu budaya dasar mata kuliah
dasar umum (MKDU)oleh: Drs. Djoko Widagdho, dkk.
http://id.wikipedia.org/wiki/Siksaan
http://id.wikipedia.org/wiki/Frustrasi
http://id.wikipedia.org/wiki/Penyakit_kejiwaan